Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang kental dengan budaya Minangkabau Melayu. Tidak hanya terkenal akan keindahan alam dan cita rasa kuliner yang khas. Namun, Minangkabau juga memiliki warisan seni yang tak ternilai, terutama dalam bentuk tarian tradisional.
Setiap gerakan dari tarian tradisional Minangkabau memiliki makna dan filosofi mendalam yang mencerminkan kehidupan masyarakatnya. Sehingga, berbagai tarian tersebut tidak hanya menjadi hiburan semata. Melainkan, juga menjadi simbol identitas yang terus dilestarikan dan menjadi daya tarik istimewa.
Khususnya menjadi daya tarik istimewa bagi para wisatawan yang ingin mengenal lebih dalam tentang budaya Minangkabau. Jadi, ketika datang ke Sumatera Barat, mereka tidak hanya dapat berkunjung ke destinasi wisata alam maupun sekedar mencicipi kuliner rendang. Namun, juga mempelajari tarian tradisional yang dimiliki.
Berbagai Jenis Tarian Tradisional Minangkabau
Jika berbicara tentang kekayaan budaya, Minangkabau adalah salah satu juaranya. Salah satunya terlihat dari banyaknya tarian tradisional yang dimiliki. Minangkabau mempunyai beragam tarian tradisional yang masing-masing memiliki makna filosofis tersendiri. Beberapa tarian tradisional dari tanah Minang tersebut, di antaranya:
1. Tari Piring
Tari piring adalah salah satu tari tradisional Sumatera Barat yang dilakukan dengan jumlah ganjil, mulai dari 3 sampai 7 penari. Tarian ini boleh dilakukan oleh penari laki-laki maupun perempuan, atau bisa juga berpasangan. Tari piring sendiri sudah ada sejak abad ke-12 yang awalnya dilakukan untuk menyembah dewa-dewa.
Namun, seiring berjalannya waktu dan sejak masuknya Islam ke tanah Minangkabau, tari piring dijadikan sebagai media hiburan dalam acara-acara penting di tanah Minang. Sesuai dengan namanya, tarian tradisional Minangkabau satu ini menggunakan properti berupa piring yang diletakkan di telapak tangan penari.
2. Tari Payung
Tarian payung adalah tari tradisional Minangkabau yang muncul sejak tahun 1600 M dan belum diketahui siapa pencetusnya. Tari payung dilakukan secara berpasangan dan dimainkan oleh 4 sampai 8 penari. Para penari laki-laki menggunakan payung, sementara para penari perempuan akan memainkan selendangnya.
Tari payung merepresentasikan kasih sayang dan perlindungan terhadap pasangan. Payung diartikan sebagai simbol perlindungan, dan selendang melambangkan ikatan suci. Tarian ini biasanya dijadikan hiburan ketika upacara adat dan dilakukan dengan iringan lagu Minangkabau berjudul “Babenda-bendi ke Sungai Tanang”
3. Tari Pasambahan Minang
Tari Pasambahan Minang biasanya digunakan sebagai pembukaan sebuah acara maupun bentuk sambutan kepada para tamu yang hadir pada acara tersebut. Tujuan dari tradisional Minangkabau satu ini untuk memberikan simbol rasa hormat kepada para tamu yang sudah berkenan datang.
Tari pasambahan dilakukan secara berkelompok dan berjumlah ganjil yaitu 17 orang penari. Terdiri dari 11 penari perempuan dan 6 penari laki-laki. Dalam tarian ini juga menggunakan atribut carano (wadah kuningan logam) yang di dalamnya berisi sirih, tembakau, kapur, gambir, dan perlengkapan manginang lainnya.
4. Tari Lilin
Tari lilin merupakan tarian tradisional Minangkabau yang juga tidak kalah terkenal di kalangan wisatawan. Awalnya, tari lilin hanya dilakukan di lingkungan istana dan ketika malam hari saja. Di mana tari lilin dilakukan sebagai simbol rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah yang dilimpahkan kepada masyarakat.
Namun, seiring waktu tari piring dipentaskan sebagai media hiburan ketika terdapat acara/ upacara adat. Atau bisa juga dijumpai ketika ada tamu penting sebagai bentuk penyambutan. Atribut yang digunakan dalam tari ini adalah lilin dengan piring kecil yang harus tetap menyala meskipun dilakukan dengan gerakan atraktif.
5. Tari Indang
Tarian tradisional Minangkabau selanjutnya adalah tari indang yang juga dikenal sebagai Dindin Badindin. Awalnya, tari indang digunakan sebagai media dakwah penyebaran Islam di tanah Minangkabau oleh Syekh Burhanudin. Namun, saat ini tari indang banyak digunakan sebagai media hiburan untuk acara keagamaan.
Dulunya, tari indang hanya dimainkan oleh penari pria, tetapi kini penari perempuan pun sudah banyak. Jumlah penarinya berjumlah ganjil, mulai dari 7, 9, 11, sampai 25. Jika dilihat sekilas tari indang menyerupai tari saman, tetapi gerakannya lebih dinamis dengan iringan sholawat Nabi atau syair bernilai ajaran Islami.
6. Tari Rantak
Tari rantak juga masuk dalam jajaran tari tradisional Minangkabau yang gerakannya terinspirasi dari gerakan pencak silat masyarakat tanah Minang. Gerakannya yang dinamis dan tegas, juga kelincahan dari penarinya, membuat tari rantak cukup menarik disaksikan.
Dulunya, tari rantak dipentaskan sebagai bentuk simbol untuk merayakan hasil panen yang melimpah dan meminta hujan kepada Sang Pencipta. Namun, kini tari rantak diperuntukkan sebagai media hiburan di berbagai acara seperti acara budaya, upacara adat Minang, sampai pernikahan.
7. Tari Randai
Tari randai awalnya dijadikan sebagai media untuk menyampaikan nasihat dari berbagai cerita rakyat yang berkembang di bumi Minangkabau. Namun, kini fungsinya sudah berubah menjadi salah satu media hiburan masyarakat. Keseluruhan dari tari randai ini cukup kompleks dan menarik.
Karena memadukan antara gerakan pencak silat khas Minangkabau, musik, lagu, drama, dan tarian Minang lainnya. Selain media hiburan masyarakat, tari randai juga berfungsi sebagai tarian untuk menyambut tamu sampai pertemuan pengantin di tanah Minangkabau.
8. Tari Baralek Gadang
Tarian tradisional Minangkabau lainnya adalah tari baralek gadang. Dalam Bahasa Minang, Baralek Gadang memiliki makna sebagai “Pesta Besar” dan biasanya dipentaskan pada acara-acara pernikahan atau acara besar lainnya. Namun, perlu diketahui, gerakan dalam tarian ini cukup variatif.
Di mana gerakannya menceritakan kehidupan masyarakat Minang sehari-hari. Dari kegiatannya di rumah sampai kegiatan bercocok tanam yang dilakukan di sawah.
Demikianlah beragam tarian tradisional Minangkabau yang ternyata tidak hanya sekedar media hiburan tetapi juga kental akan makna filosofisnya. Jadi, ketika Anda berwisata ke tanah Minang, pastikan datang ketika akan ada acara-acara besar atau acara adat agar bisa menikmati keindahan budaya berupa tari tradisionalnya.
Agar perjalanan wisata Anda semakin menyenangkan, pastikan menggunakan kendaraan yang aman. Dalam hal ini, Anda bisa mengandalkan jasa sewa mobil Padang untuk menemani Anda berkeliling tanah Minang. Kami menyediakan berbagai kendaraan yang bisa dipilih sesuai kebutuhan dan budget.